Saya cuma mengambil masa semenit untuk jatuh hati pada
seseorang, satu jam untuk menyukai seseorang, satu hari untuk menyintai
seseorang tetapi saya mengambil masa sepanjang hidup untuk melupakan seseorang.
Jangan melihat kepada kecantikan kerena ia akan lapuk ditelan usia, jangan
kejar kemewahan kerana ia akan susut ditelan masa. Apa yang kekal….? hanyalah
kecantikan hati seseorang....
Carilah seseorang yang bisa membuatkan anda tersenyum kerana ia cuma memerlukan
sekuntum senyuman untuk mencerahkan hari yg suram. Akan tiba satu ketika
didalam kehidupan apabila anda teramat rindukan seseorang sehingga anda ingin
menggapainya dari mimpi dan memeluknya dengan erat.
Mimpikan apa yang anda inginkan, pergilah ke mana-mana yg anda ingin tujui dan
jadilah apa yg anda inginkan kerana anda hanya memiliki satu kehidupan dan satu
peluang untuk melakukan semua perkara yang ingin anda lakukan.
"Cinta takkan datang kalau tidak dicari"
Jangan simpan kata-kata cinta pada orang yang tersayang sehingga dia meninggal
dunia lantaran akhirnya kamu terpaksa catatkan kata-kata cinta itu pada
pusaranya. Sebaliknya ucapkan kata-kata cinta yang tersimpan dibenakmu itu
sekarang selagi ada hayatnya.
Cintailah seseorang itu atas dasar siapa dia sekarang dan bukan siapa dia sebelumnya.
Kisah silam tidak perlu diungkit lagi, kiranya kamu benar-benar mencintainya
setulus hati.
Kadangkala kamu tidak menghargai orang yang mencintai kamu sepenuh hati,
sehingga kamu kehilangannya. Pada saat itu, tiada guna penyesalan karena
perginya tanpa berkata lagi.
Hal yang menyedihkan dalam hidup adalah ketika kamu bertemu seseorang yang
sangat berarti bagimu, hanya untuk menemukan bahwa pada akhirnya menjadi tidak
berarti dan kamu harus membiarkannya pergi.
Hawa diciptakan dari rusuk Adam, bukan dari kepala untuk dijunjung, bukan dari
kaki untuk dijadikan alas, melainkan dari sisinya untuk dijadikan teman hidup,
dekat dihati untuk dicintai...
Jika kamu memancing ikan, setelah ikan itu terlekat di mata kail, hendaklah
kamu mengambil ikan itu, janganlah sesekali kamu lepaskan ia semula ke dalam
air begitu saja…. Karena ia akan sakit oleh karena bisanya ketajaman mata
kailmu dan mungkin ia akan menderita selagi ia masih hidup... Begitulah juga
setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang, setelah ia mulai
menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya, janganlah sesekali kamu
meninggalkannya begitu saja… Karena ia akan terluka oleh kenangan bersamamu,
dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selagi dia mengingatimu…
Cinta akan menyakitkan ketika kamu berpisah dengan seseorang, lebih menyakitkan
apabila kamu dilupakan oleh kekasihmu, tapi cinta akan lebih menyakitkan lagi
apabila seseorang yang kamu sayangi tidak tahu apa yang sesungguhnya kamu
rasakan.
Saat anda
membaca tulisan ini, maka percayalah bahwa cinta itu tidak ada artinya.
Mengapa? Bahwa sebenarnya, setiap manusia itu telah ditentukan jalan hidupnya.
Bahkan ketika baru terlahir di dunia, seorang bayi telah di persiapkan untuk
menjadi sesosok pribadi, baik laki – laki atau perempuan, untuk menjadi belahan
hati bagi pasangannya suatu hari nanti. Maka saat anda bertemu dengan pasangan
idaman anda, janganlah dulu terburu – buru untuk segera menyematkan tanda
“jodohku” pada diri wanita tersebut. Karena pada dasarnya, bila bersama dia
bukan jalan hidup anda, maka hal yang dinamakan menikah tidak akan
terjadi diantara anda berdua.
TAKDIR. Saat
orang berbicara takdir, maka orang yang mendengarnya segera menanggapi dengan
sebelah mata, dan kemudian kalimat tanggapan yang terlontar dari mereka adalah,
“hari gini masih percaya takdir?” atau “wake up dude! 2011 masih aja percaya
yang kaya gitu..” atau apapun. Bahwa sebenarnya, dengan pikiran bahwa dia yang
sekarang menjadi belahan hati anda, belum tentu esok hari masih tetap
memberikan hati nya sepenuhnya pada anda. Kecenderungan seseorang adalah,
mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka ketika datang pilihan yang
lebih baik baginya, belum sempat anda menyatakan cinta, sosok idaman anda telah
pindah ke lain hati.
REALITA.
Terkadang ketika seseorang sedang dimabuk asmara, maka dunia di sekitarnya
tidaklah penting. Yang terpenting adalah, apa yang sedang dilakukan atau
dipikirkan oleh sosok idaman anda. Bagaimana keadaanya disana, bagaimana
perasaannya kepada anda. Ya, itulah keadaan yang sering kali terjadi ketika
pasangan sedang jatuh cinta. Tapi pernahkan terpikir, apa yang akan terjadi
dalam kurun waktu satu tahun ke depan? Memang, jodoh di tangan Tuhan, tapi
pernahkah anda berpikir, bahwa sebenarnya jodoh bagi anda, bahwa tidak sekedar
dalam hal cinta, tapi lebih kepada kebahagiaan yang utuh, yang mampu menemani
anda menghabiskan waktu di dunia, dan bahkan membantu anda untuk berbagi dengan
sesama.
TEGAR.
Ketika anda sedang berada di dalam situasi, dimana pasangan anda meninggalkan
anda, maka lihatlah orang disekitar anda. Banyak yang mampu berdiri sendiri,
tanpa harus ditemani pasangan. Jangan sesekali anda membangun hidup anda dengan
bertumpu pada pasangan anda. Karena saat ia pergi, maka andapun sudah bisa
menebak apa yang akan terjadi. Mungkin anda tidak menginginkan hal tersebut
terjadi, atau dengan kepercayaan yang setulusnya bahwa pasangan anda telah
sepenuhnya meberikan hatinya untuk anda, maka saat itulah anda memasang bom waktu
yang sewaktu – waktu bisa meledak dan menghancurkan hidup anda. Seperti
menyusun deret domino, yang suatu saat, ketika salah satu papan terjatuh, maka
semua akan terjatuh pula.
Pada
dasarnya manusia adalah pribadi yang individualis, mampu melakukan segala
sesuatu sendiri. Mampu bersosialisasi dengan orang – orang disekitar. Karena
sebenarnya, anda sendiriliah yang berkata bahwa anda tidak mampu untuk tidak
mempunyai seorang pendamping hidup. Anda sendiri yang meyakinkan pada kemampuan
anda untuk mandiri, bahwa anda harus mempunya seorang yang dicinta.
Kisah ini
dimulai ketika malam mulai menebar gelapnya.
Telinga ini
tak henti – hentinya menangkap suara – suara yang muncul di sekitarku. Detak
keyboard di depan, jangkrik yang saling bersautan diluar jendela, supir truk
yang tak lelah memacu kendaraanya agar segera sampai di tempat tujuan, sebelum
anak istrinya tak bisa makan enak karena gaji yang dipotong.
Aku
membayangkan sebuah kehidupan yang lain. Kehidupan dimana aku tidak diberikan
segala sesuatu yang aku peroleh sekarang ini. Pendidikan, teman – teman, hobi,
bahkan sekedar ruang untuk beristirahat. Aku membayangkan sebagai anak yang
terlahir di jalanan. Tanpa atap untuk tidur, tanpa nasi untuk dimakan, tanpa
kawan untuk hanya sekedar bercengkrama sebelum aku kembali terlelap.
Kira – kira,
apa yang akan aku lakukan jika aku menjadi anak jalanan? Tidur sepanjang hari?
Giat mengamen? Atau apa yang sekiranya dapat aku lakukan untuk dapat menyambung
hidup. Terkadang sejenak terpikir, lebih baik rasanya aku menjadi seorang
gelandangan daripada hidup terkekang seperti ini. Namun segera pikiran itu
dihapus, oleh sesosok bayangan yang menamai dirinya takut. Segera setelah ia
menghapus angan ku untuk menjadi seorang gelandangan, ia menumpahkan sekarung
kesenangan – kesenangan yang akan hilang bila aku menjadi seorang gelandangan.
Sungguh ironis. Apakah mimpi seorang anak manusia, harus lah berupa hal – hal
yang menyenangkan? Harus berupa kesuksesan menurut kebanyakan orang? Apakah
arti kesuksesan menurut aku ini sama dengan yang terpikir oleh orang lain?
Siapakah
sosok takut ini, yang membuatku berhenti berangan – angan ?
Puas dengan
menebar rasa kehilangan, datanglah sang takut, membawa dua buah botol kepadaku.
Botol pertama berisi kehidupanku yang sekarang aku jalani ini. Botol kedua
berisi bayangan ketika aku menjadi seorang gelandangan. Dengan tipu
muslihatnya, ia mampu untuk menjaga ku agar tetap berada di jalan ini, tanpa
harus berusaha untuk menjadi seorang gelandangan.
Detik demi
detik berlalu, dan aku tetap pada angan – angan ku jika aku menjadi seorang
gelandangan. Aku berhasil menyingkirkan rasa takut, dan kemudian merasa amat
bersemangat untuk menjadi seorang gelandangan.
Karena aku
tidak tau, apa yang mereka rasakan ketika menjadi seorang gelandangan, maka aku
membuat asumsi – asumsi sendiri, berdasarkan apa yang aku lihat dan aku baca.
Esok hari,
aku akan bangun sebagai seorang gelandangan. Saat membuka mata, aku menyadari
bahwa aku masih sampai dengan saat itu, tidak punya apa – apa. Tidak ada tempat
untuk mandi, tidak ada ruang untuk makan, bahkan tidak ada sepotong roti di
meja untuk sekedar mengisi perut yang mulai mendendangkan lagu keroncong era
90-an. Kulangkahkan kaki ku menuju persimpangan terdekat untuk segera mengamen
atau sekedar melipat kakiku dalam celana jeans, untuk segera mengemis pada
pengendara motor yang berhenti di depanku. Nah, kalau uangku sudah cukup, aku
akan membeli sebatang rokok dan sekaleng lem aibon untuk kuhisap hari ini. Baru
lah hasil sore nanti kupakai untuk makan, itupun kalau aku tidak bertemu dengan
preman – preman jalanan, yang berlagak seperti penguasa jalanan. Itulah hari –
hari ku bila aku menjadi seorang gelandangan.
Imajinasi ku
terhenti sejenak, ketika ide – ide cerita hilang dari kepalaku. Kuambil
sebatang rokok yang kubeli sore tadi di warung sebelah, dengan sebatang korek
kayu kunyalakan dan seperti biasa kuhisap perlahan. Terdengar dari kamar
sebelah, kawanku keluar kamar dan kemudian menguncinya, untuk bergegas pergi ke
peraduan di malam hari, kedai kopi.
Bahagiakah
seorang gelandangan dengan hidup yang dijalaninya? Apakah mereka iri melihat
mobil – mobil mewah yang setiap saat melintas didepannya? Atau mereka hanya
pasrah menjalani hidup untuk kemudian menanti ajal yang entah kapan
menjemputnya?
Bandingkan
seorang gelandangan dengan seorang eksekutif muda. Lagi – lagi aku harus
membayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang eksekutif muda, karena aku ini
masih seorang mahasiswa tingkat 5 yang entah kapan mampu menyelesaikan
pendidikanku.
Seorang
eksekutif muda, pagi hari sarapan terhidang di meja, atau bahkan tak sempat
sarapan karena nada pengingat di telepon genggam sudah memanggil untuk
berangkat kerja. Berkemeja,tak lupa luaran jas, sebagai symbol orang yang harus
dihormati di kantor.”hari ini aku akan menaklukan tender baru”, pikir
ku. Pikiran segar, menemani ku berangkat ke kantor, dengan diantar oleh mobil
mewah yang terparkir di halaman rumah ku. Tiga puluh menit kemudian, aku sudah
mengoceh di dalam mobil, saat terjebak macet di jalan raya. Klakson segera
kusuarakan, saat seorang gelandangan mencoba mendekati kaca depan mobilku untuk
sekedar membersihkannya dengan kemoceng lusuh nan dekil. Aku harus menjaga
mobilku tetap bersih! Apa kata karyawanku nanti kalau sampai mobilku terlihat
berdebu.
Belum sempat
aku masuk ke ruanganku, sekretaris mendatangiku dengan setelah berlari,
memberikan kabar bahwa tender dibatalkan karena aku terlambat datang ke kantor.
Ya, macet di jalanan membuat ku tiba di kantor pukul sembilan tiga puluh. Maka
sisa hari itu, aku gunakan untuk menggerutu, sembari menghabiskan waktu di
kantor, menunggu bel pulang kerja.
Rasanya
menjadi seorang eksmud memang berat, tetapi menghasilkan. Lebih enak jadi
gelandangan, tidak takut kehilangan ini dan itu, tidak perlu pusing untuk
bermimpi punya itu atau ini. Rasanya jalan hidup manusia hanya dua, miskin atau
kaya. Susah atau senang.
Aku tidak
ingin menjadi keduanya. Aku hanya ingin menjadi seseorang yang bisa menikmati
hari demi hari dalam kegembiraan, pun ketika aku dalam suasana sedih. Aku ingin
setiap detik yang aku miliki, adalah anugrah yang aku terima. Bukan Cuma –
Cuma, karena aku akan menggunakan setiap detik itu, untuk membantu orang –
orang disekitar ku, agar mereka bisa tersenyum menjalani hidup. Agar kami bisa
tersenyum bersama.
Apa yang
akan kamu lakukan bila waktu hidupmu tinggal satu hari lagi? Jawabku, “aku
akan membuat setiap detiknya begitu berharga